Buku Harianku
Senin, 31 Agustus 2009
Tujuh Hari Yang Lalu dan Mungkin Akan Terulang
Hari pertama
Tahajudku tertinggal. Dan aku begitu sibuk akan duniaku Hingga zuhurku, kuselesaikan saat ashar mulai memanggil. Dan sorenya kulewati saja masjid yang mengumandangkan azan magrib. Dengan niat kulakukan bersama isya itu pun terlaksana setelah acara tv selesai
Hari kedua
Tahajudku tertinggal lagi. Dan hal yang sama aku lakukan sebagaimana hari pertama
Hari ketiga
Aku lalai lagi akan tahajudku. Temanku memberi hadiah novel best-seller yang lebih dari 200 halaman. Dalam waktu tidak 1 hari aku telah selesai membacanya. Tapi... enggan sekali aku membaca al Qur'an meski cuma 1 juzz. Al Qur'an yang 114 surat, hanya 1,2 surat yang kuhapal itupun dengan terbata-bata. Tapi, ketika temanku bertanya tentang novel tadi betapa mudah dan lancarnya aku menceritakan
Hari keempat
Kembali aku lalai lagi akan tahajudku. Sorenya aku datang ke selatan Jakarta dengan niat mengaji. Tapi kubiarkan ustadzku yang sedang Mengajarkan kebaikan. Kubiarkan ustadzku yang sedang mengajarkan lebih luas tentang agamaku. Aku lebih suka mencari bahan obrolan dengan teman yang ada disamping kiri & kananku. Padahal ba'da Maghrib tadi betapa sulitnya aku merangkai kata-kata untuk kupanjatkan saat berdoa
Hari kelima
Kembali aku lupa akan tahajudku. Kupilih shaf paling belakang dan aku mengeluh saat imam sholat Jum'at kelamaan bacaannya. Padahal betapa dekat jaraknya aku dengan televisi dan betapa nikmat, serunya saat perpanjangan waktu sepak bola favoritku tadi malam
Hari keenam
Aku semakin lupa akan tahajudku. Kuhabiskan waktu di mall dan bioskop bersama teman-temanku. Demi memuaskan nafsu mata dan perutku sampai puluhan ribu tak terasa keluar. Aku lupa, waktu di perempatan lampu merah tadi saat wanita tua mengetuk kaca mobilku hanya uang dua ratus rupiah kuberikan. Itupun tanpa menoleh
Hari ketujuh
Bukan hanya tahajudku, tapi Shubuh-ku pun tertinggal. Aku bermalas-malasan ditempat tidurku menghabiskan waktu. Selang beberapa saat di hari ketujuh itu juga. Aku tersentak kaget mendengar kabar tentang temanku, kini dia telah terbungkus kain kafan, padahal baru tadi malam aku bersamanya, dan ? malam tadi dia dengan misscall-nya mengingatkan aku tentang tahajud Kematian kenapa aku baru gemetar mendengarnya? Padahal dari dulu sayap-sayapnya selalu mengelilingiku. Dan dia bisa hinggap kapanpun dia mau Seperempat abad lebih aku lalai....Dari hari ke hari, bulan, dan tahun Yang wajib jarang aku lakukan apalagi yang sunah Kurang mensyukuri walaupun KAU tak pernah meminta Berkata kuno akan nasehat kedua orang tuaku Padahal keringat dan airmatanya telah terlanjur menetes demi aku Tuhan andai ini merupakan satu titik hidayah Walaupun imanku belum seujung kuku hitam Aku hanya ingin detik ini hingga nafasku yang saat nanti tersisa Tahajud dan sholatku meninggalkan bekas Saat aku melipat sajadahku... ..
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar