Sebuah tulisan untuk Muhasabah diri kita:
Tatkala Kupandangi Sebuah CerminCermin adalah benda yang dapat menyerap dan menampilkan benda yang ada di hadapannya dengan apa adanya tanpa ditambah atau dikurangi. Saat bercermin, kita selalu melihat tampilan fisik, melihat tampilan busana yang serasi atau tidak, sisiran rambut yang rapih atau tidak. Bagi para akhwat/wanita, tampilan busana jilbab, lipstik, atau make-up hingga aksesoris yang akan terlihat cantik, anggun atau tidak. Namun, cobalah sesekali kita bercermin dengan melihat panca indera dan seluruh tubuh kita yang akan dihisab Allah SWT.Tatkala kupandangi sebuah cermin. Tampak sosok yang sangat lama kukenal dan sangat sering kulihat. Namun aneh, sesungguhnya aku belum mengenal siapa yang kulihat. Tatkala wajah hatiku bertanya, apakah wajah ini akan bercahaya dan bersinar indah di surga sana? Ataukah wajah ini yang akan hangus legam di neraka jahannam?.Tatkala kutatap mata, nanar hatiku bertanya, mata inikah yang akan menatap penuh kelezatan dan kerinduan...menatap Allah, menatap Rasulullah, menatap kekasih-kekasih Allah kelak?ataukah mata ini yang akan terbeliak, melotot, menganga, terbeliak menatap neraka jahannam...akankah mata ini penuh dengan maksiat ini akan menyelamatkan? wahai mata, apakah gerangan yang kau tatap selama ini !Tatkala kutatap mulut, apakah mulut ini yang akan kelak akan mendesah penuh kerinduan...mengucap Laa illa ha illallah
saat malaikat maut datang menjemput?
Ataukah menjadi mulut menganga dengan lidah menjulur, dengan lengkingan jeritan pilu yang akan mencopot sendi-sendi setiap pendengar? ataukah mulut ini menjadi pemakan buah Zaqqum Jahannam, yang getir penghangus, penghancur setiap usus? Apakah gerangan yang kau ucapkan wahai mulut yang malang! Berapa banyak dusta yang kau ucapkan? berapa banyak hati yang remuk dengan pisau kata-katamu yang mengiris tajam? berapa banyak kata-kata yang manis, semanis madu yang palsu yang kau ucapkan untuk menipu? betapa jarang engkau jujur wahai mulut. Betapa langkanya engkau syahdu memohon agar Tuhan mengampunimu.
Tatkala kutatap tangan, hatiku bertanya apakah tangan ini yang akan kelak akan menerima kitab dari sebelah kanan yang tertulis lebih banyak catatan amal kebaikan berarti akan selamat dari siksa neraka dan akan menjadi penghuni syurga?ataukah sebaliknya kitab catatan amalku akan kuterima dengan tangan kiri, karena begitu banyak catatan keburukan yang tertulis di dalamnya. Dan aku akan dilemparkan ke jurang neraka...na’udzubillah! wahai tangan, apa yang kau sentuh selama ini? Kenapa kau pegang benda yang dilarang Allah SWT?mengapa kau ambil barang yang bukan hakmu?.
Tatkala kutatap kaki, hatiku bertanya apakah kaki ini yang akan melewati jembatan sirothol mustaqim secepat kilat disebabkan kaki ini rajin melangkah ke masjid, ke halaqoh-halaqoh, ke majelis taklim, ke majelis zikir hingga kaki ini melangkah ke pintu syurga? atau sebaliknya kaki ini yang akan terpeleset ketika melewati jembatan shirothol mustaqim yang dibawahnya menyala-nyala api neraka jahannam yang siap membakar orang yang bermaksiat kepada Allah SWT. Wahai kaki, kemana saja kau selama ini melangkah? Mengapa kau begitu ringan melangkah ke tempat maksiat? Atau kenapa kau gunakan untuk menzholimi orang yang tak berdosa?.
Apakah tubuh ini kelak yang akan penuh cahaya...bersinar, bersuka cita, bercengkarama di syurga? Ataukah tubuh yang tercabik-cabik hancur, mendidih di dalam lahar membara jahannam, terpasung tanpa ampun, derita yang tak pernah berakhir. Wahai tubuh, berapa banyak maksiat yang engkau lakukan? berapa banyak orang-orang yang zalimi dengan tubuhmu?
Berapa banyak hamba-hamba Allah yang lemah yang kau tindas dengan kekuatanmu? Berapa banyak perindu pertolongan yang engkau acuhkan tanpa peduli padahal engkau mampu? berapa banyak hak-hak yang engkau rampas?
Ketika kau tatap wahai tubuh seperti apa gerangan isi hatimu, apakah isi hatimu sebagus kata-katamu? Apakah sekotor daki-daki yang melekat di tubuhmu? Apakah hatimu segagah ototmu? apakah selemah daun-daun yang mudah rontok? apakah hatimu seindah penampilanmu? Atau sebusuk kotoran-kotoranmu?.
Betapa beda...betapa beda apa yang akan tampak di cermin dengan apa yang tersembunyi...
Aku telah tertipu..aku telah tertipu oleh topeng. Betapa yang kulihat hanyalah topeng belaka, betapa pujian yang terhambur hanyalah memuji topeng, sedangkan aku hanyalah seonggok sampah busuk terbungkus.
Aku tertipu, aku malu ya Allah..Allah...aku malu padaMU..,selamatkan aku.
Ya Allah, selamtkanlah wajahku...karena wajah ini kugunakan untuk sujud kepadaMU, Ya Rahman...selamatkan mataku...karena mata ini selalu menangis karena takut kepadaMU, Ya Robbana...selamatkanlah mulutku...karena mulut ini yang aku untuk berzikir, bertasbih, dan istighfar kepadaMU, ya Illahi selamatkan tangan dan kakiku...karena selalu kugunakan untuk memegang dan melangkah ke tempat yang Engkau ridhoi, Ya Ghoffar selamatkan seluruh tubuhku ini dari sentuhan api neraka...karena tubuhku ini kubasahi dengan wudhu’ yang sempurna.
Saudara/saudariku Ikhwan dfan Akhwat Fillah...marilah kita sucikan panca indra kita dengan wudhu yang sempurna dan sholat yang khusyu’. Semoga Allah mengumpulkan kita bersama orang-orang yang soleh di Syurga nanti.
Aamiin ya Robbal ‘alamin.
0 komentar:
Posting Komentar