Blogger templates

News Update :

I’m proud to be a Moslemah

Jumat, 03 Februari 2012


I’m proud to be a Moslemah

Teruntuk sahabat, saudara : yang mau menikah, yang sudah menikah, dan yang belum niat untuk nikah.

Wanita, perempuan, akhwat, muslimah. Berapa nilai seorang wanita? Pertanyaan yang pernah terbersit saat diri ditanya mahar…

Pertanyaan yang mengingatkan pada sebuah diskusi dadakan, iseng, sambilan, saat kawan nyeletuk “kalau di luar negeri (eropa_red) mah susah cari laki-laki yang mau menikah, mereka lebih milih nyewa wanita dari daripada membeli wanita, bisa ganti sesuka hati. Masalah pekerjaan istri yang lain tinggal bayar pembantu.”

“terus menurutmu begitu baik dan cerdas?” tanyaku bernada protes.

“saya kan beragama Na, jadi mesti mikirlah kalau mau begitu.”

“Ah… ga usah pake agama deh, logika aja udah cukup buat ngitung untung ruginya kok. Begini ….”

“Wanita yang suatu hari memutuskan menjadi istrimu adalah makhluk termulia, bagaimana tidak – jika ia mengabdikan seluruh sisa hidupnya untuk mengabdi dan melayanimu , seandainya kau menyewa seorang pembantu yang bertugas bersih2, nyuci, gosok dan masak berapa kau harus bayar ia tiap bulan? Tanteku membayar pembantunya Rp. 750.000,- per bulan bersih (sandang, pangan, papan ditanggung tanteku)untuk masak bersih2 rumah dan gosok (nyuci pake mesin).

Istrimu adalah pelabuhan yang akan kau cari saat lelah kapal berlayar di samudera luar sana, ia akan menyiapkan air hangat, baju ganti dan memijitmu saat kau pulang ke rumah. Hmmm…. Bayar tukang pijit panggil ke rumah saja Rp. 50.000,- x 8/bulan = Rp. 400.000,-.

Laki-laki lebih sulit menahan saat hasrat begitu melanda, dan istri selalu datang dengan pakaian terbaiknya untuk melayani hasrat sang suami, kapanpun sang suami memanggilnya. Seandainya kau tidak memiliki istri kau akan mencari wanita penjajak seks di tempat prostitusi, biasanya sewa kamar per 2 jam Rp. 150.000,- x 4/bulan = Rp. 600.000,- dan bayaran untuk wanita cantik (bispak/pastinya sudah tidak perawan) sekitar Rp. 500.000,-/ pakai x 4/bulan = Rp. 2.000.000,-.

Pada siapa kau ceritakan keluh kesahmu, pada siapa kau diskusikan permasalahanmu, pada siapa kau minta nasihat baik setelahnya? Pada istrimu, istrimu akan setia mendengarkan, memikirkan, menasihati dan mencarikan jalan keluar. Jika kau tak punya istri maka kau akan mencari psikolog, dan untuk satu kali kedatangan kau harus membayarnya Rp. 250.000,-.

Ini adalah hal rutin yang kau butuhkan, kalau di total sebulan kau harus mengeluarkan Rp. 3.400.000,- untuk standar minimal memenuhi kebutuhanmu tanpa istri.

Lalu ada kalanya kau sakit dan butuh perawatan. Jika kau panggil perawat ke rumah, sehari kau harus membayarnya Rp. 70.000,-. Belum lagi tuntutan keluarga mendapatkan generasi penerus. Di film yang pernah saya tonton seorang pria bersedia membayar milyaran demi mendapatkan bayi dan setelahnya harus membayar baby sitter, mungkin bayarannya sekitar Rp. 1.000.000,-/bulan. Yah… silahkan kalkulasikan sendiri berapa kau harus membayar itu semua.

Dan wanita yang akan menjadi istrimu dengan apa kau membayar maharnya? Dengan apa yang dimintanya, dan biasanya wanita hanya meminta mahar seperangkat alat sholat, atau hafalan, atau beberapa gram emas/perhiasan untuk sebuah pengabdian seumur hidup. Tidakkah mereka begitu mulia? Ah… sebab itu hanya wanita yang sanggup diberi amanah yang begitu besar… mengandung dan melahirkan generasi penerus .

Mereka telah melepaskan egonya meninggalkan jabatan dan karir juga cita-cita duniawi untukmu dan keluarga, dan bagi mereka yang memutuskan tetap berkarir dan berkarya, mereka pun telah menguatkan diri untuk memikul tanggung jawab yang jauh melebihi tanggung jawab suaminya. Luar biasa… kekuatan yang mereka punya.

Lalu bagaimana ia dapat setia dengan pengabdiannya? Keyakinan, keyakinan bahwa pengabdiannya adalah aplikasi ketaatan pada Sang Maha yang akan memberikan muara pada pertemuan dengan Sang Maha. Janji, janji Tuhan atas kesetiaannya mengemban amanah, bahwa Syurga di letakkan di bawah telapak kakinya. Seberat apapun tugas seorang istri yang menjadi ibu, ia akan tetap suka cita melaksanakan amanah berat itu, karena janji Allah begitu indah melebihi segala pengorbanan yang dilakukannya. Karena itu wahai suami janganlah kau ceraikan istrimu yang telah mengabdikan hidupnya untukmu atau kau madu ia tanpa ridhonya jika kau tak mendapat keturunan dengannya, sungguh hatinya telah teramat berduka atas hilangnya satu penguat hati untuk ikhlas menjalankan segala ketaatan dan pengabdian, karena itu jangan kau tambah sakitnya dengan memikirkan egomu belaka.

Jadi sayangilah istrimu karena ia pasti akan lebih menyayangimu, hormati ia karena pasti ia akan lebih menghormatimu, manjakan ia karena pasti ia akan lebih memanjakanmu, jagalah ia karena pasti ia akan lebih menjagamu, setialah padanya karena pasti ia akan lebih setia padamu, lembutlah padanya karena ia pasti akan lebih lembut padamu, doakan ia karena ia pasti akan lebih mendoakanmu. Ia adalah tulang rusuk yang kan menyempurnakan hidupmu, ia adalah perhiasan terindah yang Allah anugerahkan untukmu.”

“Jadi apa masih perlu alasan untuk menikah dan beristri wanita salihah?” tanyaku.

“Umm… Hmmm… Wow..! jadi, mahar apa yang kau minta saat ada seorang laki-laki yang telah diridhoi keluarga dan jamaah (Tuhan_Red) saat hendak menikahimu?” mengeriyitkan keningnya.

???

nkp

Share this Article on :

0 komentar:

 
© Copyright HikmahMu | Published by Tutorial Blog