Keagungan Utsman ibnu Affan Dzunnurain
Terbunuhnya khalifah kedua, Umar ibnul Khattab ra. menandakan permulaan jaman baru. Pada waktu itu kaum muslimin memang tidak bergeser dari panji-panji dan prinsip-prinsip mereka, tapi mereka didesak oleh adanya hubungan-hubungan baru dan adat istiadat baru yang melanda mereka. Untuk menghadapi itu semua, takdir ALLAH telah memanggil Utsman ibnu Affan untuk memikul tanggung jawab yang berat untuk mempertahankan jiwa kehidupan periode kenabian.
Awal Masuk Islam
Takdir ALLAH lah yang telah menentukan Utsman untuk menyertai rombongan pertama yang menerima hidayah dan agama ALLAH. Utsman termasuk salah satu dari ketujuh orang yang selalu mendampingi dan menyertai perjuangan Rasulullah SAW. Dia amat mengenal siapa dan bagaimana Rasulullah ketika pertama menjadi Nabi. Pada suatu hari ketika pulang dari perjalanan dagangnya ke Syam dan ketika rombongan kafilahnya beristirahat di tempat teduh(antara Ma'an dan Azzarqa), Utsman dan kawan-kawannya tertidur. Ketika sedang tidur, tiba-tiba ia bermimpi mendengar suara yang menyeru mereka agar bangun karena orang yang bernama Ahmad telah muncul di kota Mekah. Rupanya telah sampai berita gembira kepada Utsman tentang hadirnya seorang nabi ALLAH, nabi akhir jaman. Mendengar berita itu, apakah Utsman bersikap pasif atau ragu? Ternyata tidak !, sifatnya yang pemalu, kelapangan dadanya dan kemurahan jiwanya mendorong untuk bertemu dengan Muhammad SAW. Itulah awal keislamannya.
Sifatnya Yang Pemalu
Setiap sahabat Nabi SAW memiliki keistimewaan sifat, baik yang tampak dalam ucapannya maupun dalam amal perbuatannya. Seperti sabda Nabi Muhammad SAW : "Orang yang paling kasih sayang dari umatku ialah Abubakar, dan paling teguh dalam memelihara ajaran ALLAH ialah Umar, dan yang paling bersifat pemalu ialah Utsman." (HR. Ahmad, Ibnu Maajah, Alhakim, Attirmidzi). Sifat pemalu itulah yang mendorong Utsman ra menjadi seorang dermawan yang penuh welas asih, sehingga ketika Rasulullah SAW tengahj mempersiapkan pasukan "Al'usrah", seluruh biayanya ditanggung Utsman seorang diri. Rasulullah SAW menyambutnya dengan ucapan : "Tidak akan ada sesuatu yang dapat membahayakan Utsman dengan apa yang dia lakukan hari ini. Ya ALLAH, ridholah Utsman, sesungguhnya aku ridho kepadanya." (HR Attirmidzi)
Sifat Dermawan Yang Tinggi
Ketika kaum muslimin hijrah dari Mekah ke Madinah, mereka dihadapkan pada masalah air. Sedangkan disana ada sumur tapi milik orang yahudi dan sengaja diperdagangkan. Rasulullah SAW kemudian berharap ada sahabat yang mau membeli sumur itu. Mendengar itu Utsman datang ketempat orang Yahudi dan membeli separuh sumur itu dengan sehari untuk hak muslim, sehari lagi untuk hak Yahudi dengan harga 12.000 dirham. Pada giliran hak Utsman, maka umat muslim mengambil air sebanyak-banyaknya yang cukup untuk 2 hari. Hal itu menyebabkan orang Yahudi merasa sangat rugi karena tidak ada lagi yang membeli airnya, maka akhirnya dijual haknya kepada Utsman sebesar 8.000 dirham. Setelah peristiwa tersebut, Rasulullah SAW menikahkan putrinya, Ummu Kalthum dengan Utsman. Sebelumnya Utsman beristrikan Ruqayah, putri Rasulullah SAW yang kedua tapi ia telah wafat. Oleh karena itu Utsman ra mendapat julukan "Dzannurain" yang memilik dua cahaya. Yang dimaksud dua cahaya ialah mengawini dua orang putri Rasulullah SAW.
Mushhaf Utsmani
Suatu amal perbuatan yang mulia, langgeng sampai kiamat ialah apa yang telah dilakukan Utsman ra. Ayat-ayat yang telah dikumpulkan dan tertulis dalam lembaran-lembaran yang ditulis di masa Khalifah Abubakar dan tersimpan di rumah Hafshah sesudah wafatnya Umar ra diambil Utsman ra. Kemudian karena kepentingan itu Utsman membentuk panitia yang diketuai oleh Zaid bin Tsabit dengan Abdullah bin Zubair, Said bin Aash dan Abdurahman bin Haarits sebagai anggota. Tugas panitia itu membukukan Al-Quraan, yaitu dengan cara menyalin dari lembaran-lembaran sampai menjadi buku. Utsman memberi nasihat, jika ada perselisihan diantara mereka dalam bacaanya maka ayat-ayat itu harus ditulis menurut dialek suku Quraisy karena Al-Quraan diturunkan menurut dialek mereka. Al-Quraan yang telah dibukukan diberi nama "Al Mushhaf", yang sebuah ditangan khalifah Utsman(Madinah) dan empat buah lagi dikirim ke Mekah, Syria, Basra dan Kufah agar ditempat tsb bisa disalin. ALLAH SWT telah menyelamatkan Al-Quraan dari segala upaya perubahan. Dia telah memelihara kemurnian dan kelangsungannya sampai hari kiamat. ALLAh SWT berfirman : "Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Quraan, dan sesungguhnya Kami (pulalah) yang memeliharanya." (Al Hijr 9) Utsman ra akan tetap dikenang sebagai orang yang paling berjasa dalam bidang ini.
Utsman Dan Perluasan Da'wah Islamiah
Di masa khalifah Utsman, perluasan dakwah Islamiah mengalami jaman keemasan. Contoh pada tahun 24 Hijriah, Utsman mengirim pasukan tentara yang berada dibawah komando Alwalid bin Aqobah menuju Azebaijan dan Armenia, karena kedua daerah ini telah membatalkan perjanjian yang dibuat dengan kaum muslimin di jaman Umar ra. Juga pada tahun 25 H, penduduk Iskandariah membatalkan perjanjian karena mereka telah dijanjikan mendapat bantuan dari kerajaan Romawi, tapi negeri itu segera tunduk dan kembali dikuasai dengan damai oleh kaum muslimin setelah pasukannya menyerbu negeri ini. Dan masih banyak lagi tapi yang paling dahsyat tatkala Utsman mengutus Abdullah bin Saad (27 H) untuk menyerbu Afrika. tentara muslim berjumlah 20.000 berhadapan dengan kaum Barbar yang terdiri dari 120.000 orang dibawah pimpinan rajanya yaitu Jarjir. Dengan pertolongan ALLAH kaum muslimin dapat mengalahkan mereka hingga mereka menuju Andalusia (Spanyol). Para ahli sejarah menganggap masa Utsman ra sebagai jaman kemenangan kaum muslimin dan jaman penaklukan kekuatan-kekuatan Romawi, Parsi dan Turki.
Fitnah Besar dan Terbunuhnya Utsman
Pada akhir tahun 34 H daulah Islam mulai dilanda fitnah. Yang menjadi sasaran adalah Utsman ra sampai mengakibatkan Beliau terbunuh pada tahun berikutnya. Fitnah yang keji datang dari Mesir berupa tuduhan-tuduhan palsu yang dibawa oleh orang-orang yang datang hendak umroh pada bulan Rajab. Ali ra mati-matian membela Utsman atas serangan fitnah tersebut. Hingga suatu saat keadaan semakin parah dan Utsman dikepung dirumahnya dan tidak pergi ke masjid. Pada suatu hari para pembangkang menyerbu rumahnya lalu membunuhnya. Mereka tidak menaruh sedikitpun belas kasihan kepada Utsman yang telah berjuang dalam Islam dan menginfakan hartanya untuk peperangan. Ibnu Abidunia menyampaikan kisah dari Abdullah Bin Salaam, "Aku pergi ke rumah Utsman ketika dia sedang dikepung dirumahnya dan aku bertemu dengan dia, lalu dia berkata, "Selamat datang saudaraku, aku bermimpi bertemu Rasulullah SAW di suatu lorong yang sempit dan dan Beliau berkata :"Ya Utsman mereka mengepung kamu?" aku menjawab, "Ya" Nabi bertanya lagi, "Dan mereka membuat kamu haus?" Aku menjawab, "Ya" Kemudian Nabi memberiku ember berisi air dan aku minum sampai puas dan aku rasakan dinginnya air pada dada dan pundakku, lalu Beliau berkata, "Kalau kamu menghendaki, kamu dimenangkan dan kalau kamu menghendai berbuka puasa di tempat kami." Ketika itu Utsman dalam keadaan puasa . Utsman berkata, "Aku memilih berbukan puasa di tempat Nabi SAW." Tepat pada sore hari itu Utsman ra dibunuh. Ia dimakamkan di semak-semak bukit sebelah timur pekuburan Albaqii, hari Jumaat tahun 35 H tgl 17 Dzulhijjah dalam usia 80 atau 82 thn.
Rahmat ALLAH bagimu, hai Utsman, dan laknat ALLAH bagi para pembunuhnya dan para penyulut api fitnah.
- Wassalam,
- Lilik. Y (lilik.yuliantara@ifs.co.id)
0 komentar:
Posting Komentar